Friday

Misteri dari Batu-Batu Yang Bernyanyi

Masih berdiri sejak 3400 tahun yang lalu yakni dua buah patung dari Firaun Mesir Kuno, Amenhotep III yang menjadi penjaga pada kedua sisi sebuah kuil yang sudah tidak ada lagi. Kedua buah patung tersebut bernama Colossi of Memnon dan hingga saat ini masih menjadi daya tarik terbesar buat wisata arkeolog di Mesir. Pada suatu waktu, patung-patung ini lebih dikenal karena mengeluarkan suara disaat fajar, bukan karena sebuah monumen buat firaun yang telah lama mati.

Strabo seorangs ahli sejarah Yunani kuno diabad 1 M, menuliskan bahwa sebuah gempa bumi dahsyat mengguncang Mesir dan membuat patung-patung tersebut rusak, secara khusus ia menyebutkan bahwa patung berukuran raksasa yang terletak disebelah utara terbelah dua, tak lama kemudian setiap hari pada saat fajar patung-patung tersebut secara "misterius" bernyanyi dengan memancarkan suara yang dapat terdengar, dan seringkali terdengar seperti senandung yang keras.

Patung-patung Amenhotep bernyanyi tersebut segera menarik perhatian dan menjadi pembicaraan diseantero Roma, ada yang mengatakan bahwa suara tersebut adalah firman buat prediksi masa depan, sehingga banyak golongan penduduk Roma yang makmur hidupnya berbondong-bondong ke Mesir untuk mendengarkan patung bernyanyi ini. Bahkan beberapa kaisar Roma menyempatkan diri untuk mendengarkan dan melihat keajaiban patung-patung bernyanyi ini. Namun pada tahun 199 M patung-patung tersebut secara misterius berhenti bernyanyi sama seperti 2 abad sebelumnya dimana patung-patung tersebut mulai bernyanyi namun tak dapat dipahami apa yang membuat mereka bernyanyi dan apa penyebab mereka berhenti bernyanyi setelah 2 abad.
Kaisar Roma saat itu, Septimius Severus takut bahwa mungkin para dewa marah sehingga ia memerintahkan agar patung-patung tersebut diperbaiki dan dipulihkan dari kerusakan akibat gempa 2 abad lalu. Namun upaya ini tetap saja tidak berhasil membuat patung-patung tersebut kembali bernyanyi.

Berbagai teori dilontarkan oleh para peneliti mengenai patung bernyanyi tersebut, mulai dari embun yang menguap hingga ke beberapa tipe osilasi atau getaran dari batu pasir penyusun patung tersebut yang membuat patung tersebut mengeluarkan suara, namun hal tersebut tidak menjelaskan mengapa patung-patung tersebut tiba-tiba berhenti mengeluarkan suara.

Sangat tidak mungkin jika Amenhotep menginginkan patung-patungnya dapat mengeluarkan suara/bernyanyi. sebagian besar paruh pertama keberadaan patung tersebut adalah tidak mengeluarkan bunyi sama sekali, namun berbeda dengan rekan mereka di benua Amerika Latin yakni suku Maya, mungkin suku Maya memang menginginkan hal seperti itu. Piramida besar El-Castillo di Chichen Itza, Cancun Meksiko, telah lama diketahui namun baru-baru ini saja terbukti dan diteliti bahwa piramida tersebut memiliki semacam perangkat yang mampu mengeluarkan suara seperti suara burung yang berkicau jika seseorang menepuk tangannya di lantai dasar piramida tersebut, Lalu jika seseorang berjalan menapaki tangga piramida akan terdengar suara gema seperti suara air hujan jatuh.

Hal yang menakjubkan adalah bahwa dua peninggalan kuno dari ribuan tahun yang lalu mampu memberikan fenomena alam yang menakjubkan bahkan membuat Roma yang saat itu menjadi penguasa Mesir membuat mereka berusaha untuk merekonstruksi dan memperbaiki Colossi of Memnon.
Tak kalah menakjubkannya adalah konstruksi dan arsitek para bangsa Maya yang sengaja membuat sebuah piramida yang mampu mengeluarkan suara gema seperti keinginan mereka dimana burung Quetzal Meksiko adalah burung suci bangsa Maya dan Hujan merupakan salah satu dewa terpenting bagi suku Maya, yang mana hal tersebut akan sulit dilakukan pada saat ini. Namun untungnya tidak seperti kebanyakan keajaiban dunia kuno yang telah punah akibat runtuh atau hilang ditelan masa, Colossi of Memnon dan Piramida El Castillo tersebut masih dapat kita saksikan dan masih dapat kita dengarkan hingga saat ini jika kita mengunjunginya.

0 comments:

Post a Comment