Dua orang ahli yang khusus meneliti kasus pembunuhan berantai Whitechapel atau yang dikenal dengan kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Jack the Ripper mengklaim bahwa mereka telah menemukan identitas asli dari sang pembunuh.
Seperti yang dilaporkan oleh surat kabar the telegraph tentang sebuah kasus yang menjadi objek spekulasi selama lebih dari 1 abad namun saat ini dilaporkan bahwa dua ahli yang khusus meneliti tentang kasus pembunuhan berantai Whitechapel yakin bahwa identitas asli dari sang Jack the Ripper telah ditemukan.
Penulis bernama Christer Holmgren dan Edward Stow yakin bahwa tersangka yang paling mungkin mendekati sosok sang Jack the Ripper adalah seorang pengemudi kereta (gerobak pedati) bernama Charles Cross yang yang dilaporkan sebagai orang yang menemukan korban pertama pembunuhan berantai Whitechapel yakni Polly Nichols pada tanggal 31 Agustus 1888.
Cross ditemukan tengah dalam keadaan berjongkok diatas tubuh Polly oleh seorang saksi bernama Robert Paul.
Dalam pengakuannya kepada polisi, Cross mengatakan ia tengah melewati Bucks Row dalam perjalanannya menuju Pickfords depot di Broad Street sekitar jam 3 dini hari, saat ia menemukan tubuh Polly Nichols.
Namun baik Holmgren dan Stow yakin bahwa Cross adalah bisa saja ia sang pembunuh Polly dan memutilasi wanita tersebut. Sang saksi yakni Robert Paul mengklaim bahwa Cross berdiri diatas tubuh Polly saat ia tiba di lokasi kejadian, namun dalam pengakuannya Cross mengatakan bahwa ia berdiri jauh dari mayat tersebut di bahu jalan.
Seluruh kejadian pembunuhan berikutnya terjadi dilokasi yang terletak diantara rumahnya di Doveton Street, Bethanal Green dan tempat kerjanya di masa ia tengah berjalan untuk melakukan pekerjaannya.
Stow mengatakan : "Kami yakin bahwa ia (Jack the Ripper) adalah Cross, orang pertama yang menemukan mayat pertama, ia terlihat berjongkok diatas tubuh Polly Nichols dan ia berusaha untuk menutupi beberapa luka"
lalu Stow menambahkan bahwa Cross bukanlah orang yang paling dicurigai sehingga ia tidak menjadi subjek dari investigasi polisi saat itu.
"Kami juga menemukan bahwa Cross memberikan nama palsu pada polisi, nama sebenarnya adalah Charles Latmere" tambah Stow.
Marry Ann "Polly" Nichols diserang saat ia tengah berjalan kaki pulang kerumahnya saat menyusuri jalan White Chappel. Tenggorokannya digorok 2 kali dari kiri ke kanan sementara tubuhnya dimutilasi.
Sementara itu mayat dari korban kedua, Annie Chapman ditemukan pada tanggal 8 September 1888, dihalaman belakang sebuah rumah dengan alamat 29 Hanbury Street, Spitalfields. Perutnya digorok hingga sepenuhnya terbuka, yang lalu setelah diotopsi ditemukan bahwa rahim dari Annie telah hilang.
Korban lainnya yakni Elizabeth Stride dan Catherine Eddowes dibunuh menjelang pagi di hari minggu 30 September 1888.
Tubuh dari Eddowes ditemukan di Mitre Square, London yang berjarak 3/4 jam dari lokasi Stride, tenggorokannya dipotong begitupula perutnya menganga, dimana ginjal bagian kiri serta rahimnya telah dibuang.
Korban terakhir adalah Marry Jane Kelly yang ditemukan terbaring di tempat tidurnya pada tanggal 9 November 1888. Tenggorokannya putus hingga ketulang belakang, yang menyeramkan adalah hampir sebahagian isi perutnya hilang, termasuk jantungnya.
Pada saat itu Polisi mencurigai bahwa pelaku pembunuh berantai ini adalah berasal dari golongan menengah keatas, seorang aristocrat atau seorang dokter karena hilangnya organ dalam tubuh para korban. Pada saat itu pelaku yang dicurigai adalah Pangeran Albert Victor yang merupakan cucu dari Ratu Victoria dan Sir William Gull yang merupakan dokter pribadi ratu.
Charles Cross/Latmere meninggal dunia pada tahun 1920 dan meninggalkan seorang istri yang meninggal 12 September 1940 di Stratford.
Apakah Cross sang Jack the Ripper? Kita tidak tahu pasti, namun pembunuhan berantai adalah kasus yang berbeda dengan kasus pembunuhan tunggal yang biasanya memiliki motif dan terdapat interaksi antar kedua individu (mungkin saling mengenal). Namun pembunuhan berantai merupakan sebuah kasus pembunuhan acak walau bisa juga kasus pembunuhan berantai yang didasarkan pada kebencian sang pelaku terhadap sesuatu hal yang terdapat pada korban yang menjadi objek pembunuhannya, namun tidak harus apakah korban merupakan seseorang yang ia kenal. Jika seperti ini maka siapapun yang berkaitan dengan kasus Jack the Ripper dapat menjadi tertuduh dan terdapat ribuan kemungkinan, hal ini pula yang menjadikan kasus pembunuhan berantai dimasa lalu seperti Jack the Ripper masih menjadi mystery dan tidak terungkap hingga kini, terlepas dari belum berkembangnya ilmu forensik.
ReplyDeleteion%QQ*net|b4ny4k b0nu5 m3n4nt1 4nd4|pl4y3r b1s4 j4di b4nd4r|pin bb : 58ab14f5