Thursday

Pumapunku, Peradaban Tiwanaku yang hanya menyisakan batuan raksasa

Pumapunku atau juga disebut Puma Puncu atau Puma Pumku adalah bagian dari sebuah komplek besar atau grup monumen dari situs Tiwanaku, dekat Tiwanaku,Bolivia.
Dalam bahasa lokal artinya "Pintu Cougar". Proses dan teknology yang digunakan dalam pembuatan kuil-kuil di Pumapunku masih belum sepenuhnya dipahami oleh para ilmuwan modern. Gagasan umum para peneliti saat ini adalah mereka menyatakan bahwa peradaban Tiwanaku hingga saat ini belum ditemukannya ada bukti bahwa mereka telah mengenal sistem tulisan, atau kata lain mereka tidak mengenal tulisan (buta huruf) selain itu kemungkinan besar mereka tidak mengenal sistim pengangkutan kenderaan memakai roda, Namun kebalikannya di Pumapunku pencapaian arsitektur yang terlihat dilokasi tersebut mereka telah memiliki tingkatan ilmu pengetahuan yang cukup tinggi dan mencolok selama proses konstruksi bangunan itu dibuat.
Karena proporsi bangunan monumental tersebut terbuat dari batu,metode apa yang mereka pakai untuk mengangkut batu-batu berukuran raksasa tersebut ke Pumapunku telah menjadi topik yang menarik dan menjadi mysteri para ilmuwan sejak penemuan kuil-kuil disitus tersebut.

Pumapunku benar-benar mengejutkan imajinasi, tampaknya tempat ini juga sisa atau bekas dermaga besar, berupa sebuah bangunan yang sangat besar yang terdiri dari 4 bagian, yang kini telah runtuh. Satu blok bangunan dimana dermaga itu dibuat setara dengan 440 ton dan beberapa blok lainnya memiliki berat antara 100-150 ton.
Tambang untuk batu-batu tersebut berada di pantai barat danau Tititaca, berjarak 10 mil jauhnya, belum ada teknology mutakhir dizaman kuno untuk mengangkut bebatuan sebesar dan seberat itu pada masanya. Masyarakat Andes di tahun 500 M tentulah tidak mungkin mengangkat bebatuan sebesar itu menggunakan perahu mereka yang sederhana terbuat dari bambu. Bahkan sekarang dengan kemajuan modern di bidang teknik dan matematika kita tidak dapat membuat struktur seperti itu saat ini.
Namun tentu saja tidak dapat dipastikan apakah ini yang menjadi alasan para arsitek kuno tidak meningalkan sedikitpun catatan tertulis.Selain itu semua legenda selalu diturunkan dari generasi ke generasi.
Bagaimana caranya batu-batu berukuran raksasa tersebut dipindahkan dari tempat tambang batu ke situs tersebut? Posnanky mengajukan jawaban berdasarkan studynya tentang kesejajaran garis arah astronomy dari Tiahuanaco. Namun jawabannya dianggap kontroversi bahkan tidak masuk akal, sehingga teorinya ditolak dan mendapat kecaman dari para ilmuwan selama 50 tahun.

Gambar diatas adalah gambar dari Gate of the Sun (gerbang matahari) yang terlihat bagian belakangnya, terbuat dari sebongkah batu raksasa. Kemungkinan gerbang ini adalah bagian dari sebuah dinding besar.
Selain berupa hamparan bebatuan raksasa, Pumpapunku terlihat tidak mengesankan, hanya berupa sebuah bukit sebagai peninggalan pyramid kuno dan sejumlah bebatuan megalitik yang terhampar ditanah yang hancur akibat gempa yg dahsyat.Walaupun begitu jika dilihat lebih jauh menunjukkan bahwa blok-blok batu itu telah dibuat dengan teknologi yang canggih, Bankan yg lebih mengejutkan adalah desain teknis dari blok-blok batu seperti yang tergambar dibawah, dimana semua blok batu-batu itu tepat satu sama lain saling berhubungan menyerupai blok bangunan yang saling kait mengait mengunci satu sama lainnya.

Dinding di Akapana, dan juga Pyramid di Tiahuanacu menunjukkan desain modular yang sama, batu ditumpuk antara satu dengan yang lainnya, namun batu yang berada dibagian bawah dipotong sudutnya, Bagian atas batu yang berdiri dipotong dengan sudut yang sama.
Blok batu yang terbesar memiliki tinggi 7.81m, lebar 5.17 m ketebalan 1.07m dan memiliki berat 1.31 metrik ton, Batu kedua terbesar tinggiinya 7.90m lebar 2.5m dan ketebalan 1.86m dengan berat 85.21 metrik ton. Kedua batu ini merupakan bagian dari Platforma Litaca dan merupakan bebatuan dari pasir merah.
Berdasarkan analisa Petrography dan analisa kimia secara rinci dari sampel batu dan tambang yang diketahui, arkeologi menyimpulkan bahwa batu pasir merah diangkut dari sebuah tambang di danau titicaca 10 km jauhnya dari Tiwanaku. Blok batu yang lebih kecil dari batuan andesit berasal dari tambang di semenanjung Copacabana yang letaknya 90km dari Tiwanaku dan harus menyebrangi danau titicaca, bebatuan lainnya didapat dari batu yang ada disekitar Tiwanaku.

1 comment:

  1. binggung mau ngapain??
    ayo gabung langsung di ionqq/c/0/m
    menangkan hadiahnya hingga ratusan juta rupiah
    p1n bb:*58ab14f5*

    ReplyDelete